Apanama yang tepat untuk senyawa alkena berikut adalah CH 2 = C - CH - CH 2-metil-3,4-dimetil-1-heksena. e. 2-metil-3-metil-4-metil-1-heksena. Jawaban : B. 2. Di antara senyawa hidrokarbon berikut yang titik didihnya terendah adalah.. Senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah. a. Parafin.
Definisi Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. (FI IV) Keuntungan sediaans erbuk. 1. Karena mempunyai permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi. 2. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan
Senyawakimia yang digunakan untuk mengelas logam PENGIKAT tan antara atom-atom yang membentuk molekul suatu senyawa. CH4 adalah Alkana yang paling sederhana. Alkil Halida Haloalkana Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen X Br Cl.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Peraturan-peraturan pembuatan salep menurut Farmakope Van Duin a. Peraturan Salep I zat-zat yang larut dalam campuran lemak yang tersedia, dilarutkan di dalamnya dan jika perlu dilakukan dengan penghangatan b. Peraturan Salep II zat-zat yang larut dalam air, jika tidak diberikan petunjuk lain, lebih dahulu dilarutkan dalam air, dengan syarat air yang dibutuhkan untuk melarutkannya dapat diserap oleh jumlah campuran lemak yang ditentukan ; banyaknya air yang dipakai dikurangkan dari jumlah campuran lemak yang telah ditentukan c. Peraturan salep III zat-zat yag tidak cukup melarut dalam lemak-lemak dan air, mula- mula diserbuk dan diayak dengan ayakan B40. Pada pembuatan salep-salep ini, zat padat dicampur dengan setengah atau sama dengan bobot lemak, yang jika perlu dicairkan terlebih dahulu, kemudian sisa lemak yang telah cair atau tidak dicairkan, ditambahkan sedikit demi sedikit d. Peraturan salep IV jika salep-salep dibuat dengan peleburan maka campuran harus diaduk sampai dingin. Salep dapat dibuat dengan tiga metode antara lain 1. Pencampuran, 2 peleburan dan 3 dengan reaksi kimia. Metode pertama digunakan jika basis yang digunakan merupakan lemak dan minyak, metode kedua digunakan ketika lemak dan bahan yang memiliki titik lebur yang lebih tinggi akan ditambahkan ke dalam salep sedangkan metode ketiga digunakan khusus untuk salep-salep tertentu. Pencampuran Bahan Padat Pada umumnya komponen serbuk dihaluskan terlebih dahulu kemudian sebagian dari serbuk dicampur dengan dasar salep sampai homogen, dan proses ini diulang sampai semua bagian dari serbuk dan dasar salep bercampur. Pencampuran Cairan Ansel Bahan cairan atau larutan obat dapat ditambahkan setelah dipertimbangkan sifat-sifat dasar salepnya. Dasar salep yang dapat menyerap air hidrofilik akan lebih mudah jika ditambahkan dengan larutan berair. Sedangkan jika larutan berair ini akan dicampur dengan dasar salep berlemak hidrofobik maka sebaiknya sebagian dasar salep diganti dengan dasar salep hidrofilik, kemudian setelah homogen baru ditambahkan ke dalam dasar salep yang hidrofobik tersebut. Namun perlu diingat bahwa dasar salep hidrofilik memiliki batas kemampuan dimana penambahan sejumlah bahan cairan atau larutan obat menjadikan sediaan yang dibuat menjadi lebih lunak atau setengah cair. Untuk menghindari hal ini maka kita bisa menggunakan obat yang dipekatkan atau obat dalam bentuk padat. Larutan beralkohol dalam volume yang larut biasanya dapat ditambahkan dengan mudah ke dalam dasar salep yang berlemak atau dalam bentuk emulsi. Bahan cair yang lain misalnya balsam-balsam alam dalam hal ini balsam peruvianum sulit ditambahkan ke dalam dasar salep. Untuk mengatasi hal ini maka balsam peruvianum ini ditambah dengan minyak jarak oleum ricini dengan volume yang sama terlebih dahulu kemudian setelah homogen baru dicampur dengan dasar salep. Dalam hal ini minyak jarak berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dari balsam peruvianum dan memudahkan balsam terdispersi ke dalam dasar salep. Teknik Khusus Beberapa bahan obat memerlukan teknik khusus jika ditambahkan ke dalam basis salep. Bahan obat yang termasuk dalam hal ini antara lain alkaloid-alkaloid, cairan alkoholis, balsam peruvianum, antibiotika dan lain-lain. a. Antibiotika Scoville Pemilihan dasar salep untuk antibiotika-antibiotika harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sejumlah laporan menyatakan bahwaa berkurangnya potensi antibiotika disebabkan bereaksi dengan dasar salepnya. Banyak antibiotika menjadi rusak dalam larutan air, terutama jika tidak didapar. Antibiotika yang tidak stabil dalam larutan air antara lain penisilin dan derivatnya, tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, kloramfenikol dan basitrasin. Sedangkan neomisin, tirotrisin dan polimiksin B relative stabil dalam dasar salep yang mengandung air. Sebagai pedoman umum karena banyak antibiotika yang relative tidak stabil dalam larutan air maka untuk pembuatan salep-salep ini digunakan dasar salep anhydrous atau bersifat hidrofobik. Caranya antibiotika tersebut digerus dengan parafin cair kemudian ditambahkan ke dalam dasar salep anhydrous b. Pix Lithanthracis Coal Tar Pix Lithanthracis sering dituliskan dalam suatu resep salep bersama-sama dengan pati, seng oksida dan vaselin. Terdapat beberapa teknik untuk membuat salep dengan komposisi tersebut yaitu - cara pertama pix lithanthracis dicampur dahulu dengan vaselin sebelum dicampur dengan bahan-bahan lainnya. - Cara kedua pix lithanthracis ditambahkan ke dalam pasta yang dibuat dari pati, seng oksida dan vaselin. Dengan cara ini dihasilkan salep yang berwarna abu- abu - Cara ketiga seng oksida digerus dengan sebagian vaselin dan kemudian tambahkan beruerutan sisa vaselin, pati dan akhirnya pix lithanthracis. Pix lithanthracis dapat langsung ditambahkan ke dalam hydrophilic ointment dan menghasilan salep yang baik dengan konsistensi yang uniform. Agar pix lithanthracis lebih mudah didispersikan dalam dasar salep dan supaya salep tersebut mudah dicuci dari kulit maka dapat ditambahkan suatu surfaktan misalnya polisorbat-80. Bahan-bahan lain yang digunakan untuk memudahkan pengerjaan pix lithanthracis ke dalam dasar salep ialah minyak jarak, adeps lanae dan hidroksi stearin. c. Balsam Peruvianum Balsam peruvianum sering dituliskan dalam resep salep. Dengan dasar salep hidrokarbon misalnya vaselin, balsam peruvianum tidak larut sehingga tidak membentuk salep yang homogen. Untuk mencegah hal ini balsam peruvianum ditambahkan minyak jarak olium ricini dalam jumlah yang sama kemudian baru ditambahkan dengan dasar salep. Penagmbahan minyak jarak disini berfungsi untuk mengurangi sifat adhesive dari balsam d. Ichtyolum Penambahan ichtyolum ke dalam sediaan salep pada prinsipnya dikerjakan sama dengan balsam peruvianum yaitu ditambah minyak jarak atau solid petroxolin sama banyak dengan ichtyolum e. Alkaloida-alkaloida Ada beberapa teknik untuk menambahkan alkaloida-alkaloida dalam sediaan salep - Garam-garam alkaloida dilarutkan dalam sedikit mungkin air dan dimasukkan ke dalam dasar salep. Jika dasar salep tersebut mengandung adeps lanae maka akan terbentuk suatu emulsi air dalam minyak, namun bila airnya menguap garam alkaloida tersebut akan memisah atau mengkristal kembali. Penguapan air dapat dicegah dengan menyerahkan salep tersebut di dalam kemasan tube. - Alkaloida basa dilarutkan dalam dasar salep lemak dengan pertolongan pemanasan lemah. Namun dengan pemanasan alkaloida mungkin akan terurai atau membentuk suatu larutan jenuh yang pada pendinginan dapat mengkristal - Garam alkaloida yang telah diserbuk halus ditambahkan ke dalam dasar salep dengan menggerusnya dalam mortir. Tetapi dengan cara ini tidak selalu didapat sediaan salep yang bebas dari partikel-partikel kasar. f. Larutan-larutan Alkohol Sebagian besar dasar salep sukar menyerap larutan beralkohol. Jika jumlah larutan beralkohol terlalu besar, maka cara pencampurannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu - Bahan aktifnya tahan pemanasan dan tidak mudah menguap di atas penangas air. Dalam hal ini, larutan tersebut diuapkan di atas penangas air sambil diaduk sampai ½-¼ kali beratnya dan kemudian dicampur dengan dasar salep. Cairan yang menguap diganti dengan dasr salep dalam jumlah yang sama. Contoh bahan obat dalam jenis ini adalah tinct. Opii dan Tinct. Ratanhiae. - Bahan aktif akan terurai oleh pemanasan atau mudah menguap. Dalam hal ini dapat dibagi dalam 2 kelompok a. Komposisi larutan alcohol tersebut diketahui secara kuantitatif dan kualitatif, maka diambil bahan aktifnya saja dan dicampurkan dengan dasar salep. Cairan yang tidak digunakan diganti dengan dasar salep. Contoh Solutio Camphorae Spirituosa, solution Iodii Spirituosa b. Komposisi larutan tidak diketahui sehingga tidak dapat diganti dengan komponen-komponennya. Caranya adalah larutan alkohol ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam dasar salep dan diaduk sampai homogen. Jika jumlah larutan alkohol tersebut terlalu banyak sehingga dapat diserap oleh dasar salep, maka terpaksa harus diuapkan sebagian. Penguapan hendaknya dilakukan pada suhu serendah mungkin. Contoh ; Tinct. Opii Crocata, Tinct. Myrrhae, Tinct. Benzoas, Liquor Carbonis detergens. g. Iodium Iodium tidak larut dalam air tetapi mudah larut dalam eter. Jika iodium dilarutkan dalam eter dan ditambahkan ke dalam dasar salep, pada penyimpanan iodium dapat mengkristal kembali. Selain itu iodium cepat berikatan dengan lemak. Cara penambahan iodium sebaiknya dilakukan dengan melarutkan iodium dalam larutan kalium iodide pekat, sesuai dengan unguentum iodii Ned Farmakopeia V. Dengan cara ini, iodium lebih lambat berikatan dengan lemak daripada jika dilarutkan atau digerus halus dengan eter. Iodium dapat bereaksi dengan logam-logan dan senyawa-senyawa organic. h. Argentum proteinatum Protargol Protargol dilarutkan terlebih dahulu dengan cara ditaburkan di atas penangas air dengan jumlah yang sama dan dibiarkan selama 15 menit di tempat gelap. Kemudian digerus dengan dasar salep. Jika salep mengandung gliserin maka protargol dapat digerus dengan sedikit gliserin. Metode Peleburan Metode ini biasanya digunakan untuk 1. membuat salep yang terdiri dari beberapa dasar salep dengan berat molekul besar misalnya parafin, alkohol stearat dan polietilen glikol. Campuran dasar salep ini dilelehkan bersama-sama, didinginkan dan diaduk sampai membeku. 2. Salep yang terdiri dari dasar basis salep yang memiliki perbedaan titik lebur yang besar. Dimana basis dengan titik lebur yang tinggi dilelehkan terlebih dahulu kemudian basis yang memiliki titik lebur yang rendah ditambahkan ke dalam lelehan tersebut. Jika kedua basis ini dilelehkan pada waktu yang bersamaan maka akan memerlukan waktu yang lama. 3. Salep yang dibuat dengan basis salep yang berbentuk emulsi misalnya cold cream. Pada salep jenis ini dilakukan proses pelelehan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses emulsifikasi 4. Salep dengan basis salep yang tidak dapat campur dengan air. Pada salep jenis ini dasar salep dicairkan bersama di atas penangas air pada suhu 70-750C. 5. Salep dengan basis yang larut dalam air. Basis salep yang larut dalam air ini dicampur dengan air yang tercantum di dalam resep kemudian dipanaskan di atas penangas air sesuai dengan suhu komponen berlemak. Kemudian lelehan komponen yang yang larut air ini ditambahkan secara perlahan dengan pengadukan yang konstan ke dalam lelehan komponen berlemak dan temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk menghindari kristalisasi setempat dan kemudian campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan secara terus menerus sampai campuran membeku. Metode Reaksi Kimia Pembuatan salep dengan metode ini juga melibatkan baik pencampuran secara mekanik maupun peleburan. Pada metode ini dihasilkan senyawa baru yang merupakan hasil reaksi dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuat salep. Contoh salep yang dihasilkan melalui metode ini adalah salep air bunga mawar dan salep merkuri nitrat.
senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah